Jumat, 14 Oktober 2011

TEORI ETIKA BISNIS

Teori Etika bisnis, meliputi :
1.      Etika Taleologi
Berasal dari kata “telos=tujuan”,
Mengukur baik-buruknya tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan dari tindakan tersebut.
Dalam etika taleologi terdapat 2 aliran, yaitu :
a.      Egoisme Etis
Pandangan egois etis adalah setiap orang bertindak sesuai dengan tujuan yaitu untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
b.      Tori Utilitarisme
Inti dari teori ini adalah :
·         Utilitas berarti bermanfaat
·         Menekankan pembangunan berkesinambungan
·         Dibedakan menjadi 2 hal, yaitu:
·         Utilitariasme Perbuatan yaitu diterpakan pada aturan
·         Utilitarisme Aturan yaitu membatasi diri pada aturan-aturan moral
·         Teori yang cocok dengan pemikiran ekonomis, hal ini disebabkan karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analisys. Maksud hal itu adalah manfaat yang dimaksudkan utilitarisme bias dihitung seperti menghitung untung dan rugi dalam konteks bisnis.

2.      Teori Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa yunani “deon” yang memiliki arti kewajiban.
Ciri teori ini adalah :
·         Utamakan perintah dan larangan agama
·         Mengutamakan keadilan
Ada 3 prinsip yang harus dipenuhi  :
a.      Supaya tindakan punya nilai moral, maka setiap tindakan harus dijalankan sesuai dengan kewajiban
b.      Nilai moral dari tindakan tidak bergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tersebut. Walaupun tujuan tidak tercapai, namun tindakan tersebut sudah dinilai baik
c.       Sebagai konsekuensi kedua prinsip tersebut, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.

3.      Teori Hak
Inti pada teori ini adalah :
a.      Hak tidak dapat dipisahkan dari kewajiban
b.      Didasarkan bahwa martabat manusia adalah sama

4.      Teori Keutamaan
Inti pada teori ini adalah :
a.      Mementingkan sikap atau akhlak seseorang
b.      Virtuous live ( hidup berkeutamaan)
c.       Keutamaan tidak sama untuk setiap bidang
Keutamaan pembisnis : kejujuran, fairness, kepercayaan dan keulutan

Selasa, 20 September 2011

Bisnis yang Tidak Beretika


ETIKA DAN BISNIS 
Apa yang dimaksud dengan etika???
Dan apa keterkaitan antara etika dan bisnis????
Secara sederhana etika adalah aturan – aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang ada pada lingkungan masyarakat yang dapat di nilai dengan baik atau buruk perilaku. Atau dengan kata lain etika adalah suatu cabang filosofi  yang berkaitan dengan ‘kebaikan’ atau kesusilaan dari perilaku manusia. Sedang etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi acuan dan pedoman menejer dalam mengambil keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.
Pada era persaingan global saat ini, perusahaan harus dapat mensinergiskan hubungan antara etika dan bisnis. Hal ini terkait dengan reputasi perusahaan yang baik dan dilandasi dengan etika bisnis yang baik maka perusahaan dapat mencampai sukses jangka panjang.
Namun, seiring dengan kompetensi yang semakin ketat dan konsumen yang selalu mengingikan produk yang baru dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produk tersebut membuat perusahaan besar dan kecil harus selalu berfikir keras untuk tetap mendapatkan laba yang diinginkan. Hal ini yang membuat perusahan – perusahaan mengabaikan etika berbisnis.
Masih segar di ingatan kita makanan-makanan yang sering kita jumpai dan mudah di dapat ternyata mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh seperti ayam tiren, daging sapi dan ayam yang mengandung formalin dan boraks, terasi yang berbahan dasar belatung dan berbagai olahan makanan siap saji yang mengandung pewarna tekstil, formalin dan boraks. Sebagian contoh tersebut merupakan perusahaan kecil yang ada di sekitar kita yang sudah berbisnis mengabaikan etika, bagaimana dengan perusahaan besar?? Tidak hanya perusahaan kecil-kecilan saja yang melakukan bisnis tidak beretika, perusahaan besar pun melakukan praktik tersebut. Salah satunya adalah perusahaan yang memproduksi obat anti nyamuk Hits yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya serta PT. Lapindo Brantas. Dari kasus – kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan hanya berorientasi pada laba. Sehingga ada kesimpulan yang mengatakan bahwa dalam berbisnis etika yang diperlukan adalah bersikap sopan dan santun hanya kepada pemegang saham dan mengabaikan konsumen serta merugikan konsumen.
Namun, tidak semua perusahaan hanya berorientasi pada laba masih ada pula perusahaan yang beretika dalam berbisnis sehingga tidak merugikan konsumen. Sebaiknya konsumen lebih pintar dalam memilih jenis barang dan makanan yang terkadung dalam produk tersebut agar tidak dirugikan mengingat di negeri ini konsumen masih kurang mendapat perlindungan dari produk-produk yang membahayakan.  Untuk itu selalu ingat slogan “TELITI SEBELUM MEMBELI” agar kita terhindar dari produk-produk yang berbahaya mengingat masih banyak praktik bisnis yang mengabaikan etika.

Minggu, 10 April 2011

sinopsis Sarjana Muda


Langgeng sesosok pemuda kritis yang hanya berbekal suatu tekad atas kemiskinan di tanah kelahirannya, mempunyai mimpi dan cita-cita mulia didalam hatinya. Berjuang keras untuk melawan takdir atas kemiskinan yang ia derita, namun dia tak putus asa untuk menggapai mimpinya tersebut. Halang rintang dapat ia singkirkan satu persatu demi mewujudkan impiannya. Setelah berjuang keras untuk menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang Sarjana. Langgeng semakin yakin bahwa impiannya akan segera tercapai. Dengan semangat yang terus berkobar ia pun mengambil keputusan untuk pergi ke Jakarta meninggalkan tempat kelahirannya untuk sementara waktu. Langgeng berjanji begitu ia sukses, ia akan kembali ke desanya untuk membangun desa tersebut, itulah impian Langgeng selama ini.
Gegas senja di kota Jakarta ternyata amat berbeda dengan yang ada di desanya. Langgeng di tuntut untuk menjadi orang yang tertinggal, terbentur, bahkan terjatuh dari gedung pencakar langit. Setelah sekian bulan ia menjadi sarjana pengangguran di Jakarta karena tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan hati nuraninya. Kini ia pun memetik hasil manis dari hasil perjuangannya selama ini. Ia memulai untuk membuka usaha restoran yang tidak kalah dengan restoran-restoran bintang lima. Langgeng menerapkan strategi yang unik untuk restorannya, yaitu dengan mengkombinasikan bumbu-bumbu antar daerah. Sealain itu, Langgeng mengikut sertakan restorannya dalam ajang kontes yang sangat membantu untuk mendongkrak citra restorannya tersebut. Karena usaha retoran yang dibangun Langgeng dan teman semasa kuliahnya telah berkembang pesat maka Langgeng pun menyerahkan kendali restoran tersebut ke tangan temannya. Langgeng akan kembali ke desa, untuk membangun desanya.
Dengan modal kesuksesan membangun usaha di Jakarta, Langgeng semakin mantap dan dekat untuk mewujudkan impiannya dengan modal yang ia punya. Sesampainya di desanya, Langgeng tanpa membuang waktu untuk membangun pariwisata Waduk yang dejet dengan desanya. Dalam wakduk tersebut Langgeng ingin membuka dan mengembangan perekonomian desanya tersebut dengan menarik turis domestic dan mancanegara untuk berkunjung ke desanya. Impinnya pun kita telah tercapai, Langgeng pun tersenyum manis dengan hasil yang ia dapat.

Sesuatu yang kita kerjakan dengan hati dan tanpa menyerah akan membuahkan hasil,,,,
Sooo, jangan cepet putus asa hanya karena rintangan yang dihadapi sangat banyak. Alangkah baiknya bila kita mencontoh sosok Langgeng…………………………

Minggu, 27 Maret 2011

karya tulis

Karya Tulis merupakan hasil dari suatu proses bernalar penulisnya, jadi tidak salah jika kita menilai seseorang dari sebuah karya tulisnya?!
Saya rasa itu pendapat yang benar, karena menulis itu butuh penalaran dan konsentrasi yang cukup tinggi.  Dengan membaca penulisan sebuah novel saja kita dapat dengan mudah untuk menilai penulisnya.
Sebagai contoh :
Novel Sarjana Muda :


Dalam novel ini sang penulis sangat jeli terhadap realita yang terjadi di Indonesia, dari masalah politik dan ekonomi. Penulis ingin menggambarkan bagaimana ia sangat mendambakan seorang pemimpin bangsa yang sangat adil dan bijaksana. Disamping itu sang penulis menggambarkan pula bahwa ia sangat mengiginkan pendidikan secara merata. Ia ingin memberitahukan bahwa pendidikan juga sangat diperlukan bagi orang yang tidak mampu. Lewat buku ini pula penulis menuangkan sebuah pemikiran yang sangat realita tentang masalah  politik dan ekonomi  ( dimana suap bisa terjadi dimana saja dan bagaimana perjuangan seorang anak yang lahir dari keluarga tidak mampu untuk mewujudkan impiannya yaitu memajukan desa dimana ia tinggal  ). Bahkan lewat sosok Langgeng penulis menumpahkan kegeramanya terhadap situasi didalam negeri kita ini.
Dari novel ini kita dapat melihat bagaimana penulis melakukan penalarannya terhadap suatu masalah yang terjadi dalam kehidupan di sekitar kita. Lewat novel ini kita secara tidak langsung dapat secara tidak langsung berinteraksi dengan penulis.


Jumat, 18 Februari 2011

China Semakin Kuat


China Semakin Menguasai Pasar Global
          Naga – naga China semakin kuat menancapkan cakar-cakarnya dalam perekoniam global. Hal ini terlihat dengan gencarnya produk-produk China kepasaran Internasional salah satunya ke negara Indonesia. Produk China yang di pandang memiliki produk dengan kualitas rendah, kini mereka berhasil mendobrak pasar global dengan menargetkan produk serta industry high-end dan terlibat dalam kegiatan value-added seperti teknologi, desain, dan R and D.
          Sebenarnya apa yang menjadi kunci bagi bangsa China sehingga mereka mampu menantang dan meruntuhkan para pesaing mapan seperti Nokia, LG, Intel, dan Philips? Kunci sang naga dapat mencapai kesuksesan tersebut adalah dengan menerapkan beberapa strategi yaitu:
  • Cost Innovation : strategi yang memanfaatkan keunggulan dalam hal biaya untuk menawarkan produknya dengan harga khusus. 
  • Memanfaatkan jaringan internasional
  • Mendobrak pola piker kuno dengan memanfaatkan bebragai peluang baru yang diciptakan oleh glonalisasi.
·   
·                                   
Dengan strategi yang mereka miliki maka ekspansi yang mereka lakukan akan semakin gencar dengan melihat kelemahan para kompetitornya dan berusaha untuk mengeksploitasi kelemahan tersebut.
                            
Lalu bagaimana perusahaan multinasional dapat bertahan dan melawan ancaman dari naga-naga China tersebut??? Sebagai perusahaan multinasional harus mampu menerima, siap ataupun tidak bahwa segera ada revolusi biaya. Apabila perusahaan multinasional berpangku tangan dengan kondisi tersebut, maka dapat dipastikan perusahaan tersebut akan kalah bersaing. Oleh karena itu, perusahaan multinasional harus mampu mengembangan strategi baru yang kreatif.
Pertama, perusahaan multinasional seharusnya mempelajari cost innovation. Kedua, menurut Williamson perusahaan multinasional melakukan penetrasi pada mass market di China. Mass market di China meliputi area rural yang dihuni sekitar 800-900 juta orang, yang merupakan porsi signifikan dan sejauh ini kurang dilirik oleh perusahaan multinasional. Ketiga, menurut Williamson apabila perusahaan multinasional tidak dapat memenangkan persaingan dengan perusahaan China maka perusahaan multinasional perlu mempertimbangkan kerjasama dalam bentuk aliansi. Partnership ini bukan hanya untuk melakukan penetrasi, melainkan dalam rangka menggabungkan kapabilitas yang ada supaya meningkatkan daya saing di pasar global. Contohnya 3com dan Huawei yang membentuk aliansi pada bisnis peralatan telekomunikasi.
Perusahaan nasional tentu mampu bersaing dengan China, namun itu bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan dalam sekejap . untuk itu peusahaan multinasional harus serius dan memikirkan strategi untuk melawannya. Salah satu kunci suksesnya adalah dengan mengubah mind set. Orang-orang China memang mempunyai sesuatu yang bias dipelajari dan jika kita kombinasikan dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan multinasional saat ini, tentunya akan menjadi pemenang global. Semoga Indonesia juga mampu untuk memenangkan persaingan global ini ya. . . . . Amieeeennn…

Selasa, 11 Januari 2011

mengenal perilaku konsumen

Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Ya, pemasar wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan.
Alasan mempelajari perilaku konsumen antara lain :
1. Analisis ini akan membantu para manajer untuk :
  1. Mendesain bauran pemasaran
  2. Mensegmen pasar bisnis
  3. Memposisikan dan mendiferensiasikan produk
  4. Melaksanakan analisis lingkungan
  5. Mengembangkan studi riset pasar
2. Perilaku konsumen harus memainkan peranan yang penting dalam pengembangan kebijakan publik
3. Studi terhadap hal ini akan memungkinkan seseorang menjadi konsumen yang lebih efektif
4. Analisis konsumen memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia
5. Studi perilaku konsumen juga memberikan tiga jenis informasi :
  1. Orientasi Konsumen
  2. Fakta-fakta tentang perilaku manusia
  3. Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran
Terkait dengan perilaku konsumen, maka terkait pula dengan prinsip 5W+1H  :
  • Why : Mengapa mendapatkan barang/jasa tersebut ?
  • What : Berupa apa barang/jasa tersebut ?
  • Who : Siapa yang mendapatkan barang/jasa itu ?
  • When : Kapan bisa didapatkan barang/jasa tersebut ?
  • Where : Dimana barang/jasa tersebut bisa didapatkan ?
  • How : Bagaimana barang/jasa tersebut didapatkan ?
Berikut contoh perumpamaannya : Roy, mahasiswa universitas swasta terkenal di Jakarta (Who) ingin membeli (How) Nokia E90 (What). Ia ingin membelinya karena HP  teman-teman Roy canggih semua (Why).
Ia berencana membelinya akhir minggu ini setelah mendapatkan uang saku dari orang tua (When) di pusat perdagangan HP di dekat kampusnya (Where). Nah, mempelajari 5W+1 H ini merupakan inti dari Perilaku Konsumen.
Menurut James F. Engel - Roger D. Blackwell - Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
  • Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
  • Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
  • Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

faktor perilaku konsumen

Faktor Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

 Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
  1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
  2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
  3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

Perilaku Konsumen

Chapter I
Pengaruh revolusi digital pada perilaku konsumen
Digital revolution adalah perubahan secara besar-besaran dalam penggunaan alat-alat digital. Digital revolution yang dimaksud disini adalah penggunaan teknologi canggih pada pemasaran.
Pengaruh didgital revolution telah menimbulkan perubahan yang drastic terhadap lingkungan bisnis, hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
1. Konsumen lebih memiliki kekuatan dibandingkan sebelumnya.
2. Konsumen memiliki akses untuk mendapakan informasi yang lebih dibandingkan sebelumnya.
3. Para marketer dapat menawarkan produk dan jasa yang lebih dibandingkan sebelumnya.
4. Pertukaran antara marketer dan konsumen akan lebih interaktif dan spontan.
5. Marketer dapat mengumpulkan lebih banyak informasi tentang konsumen dengan cepat dan mudah.
Perilaku konsumen :
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.
Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.
Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.
Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.
Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.
Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalampikiran konsumen.
Menyediakan nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi, fungsional dan psikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut. Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif.
Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.
Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.
Etika pasar dan tanggung jawab social
Konsep pemasaran social mewajibkan semua pemasar wapada terhadap prinsip tanggung jawab social dalam memasarkan barang atau jasa mereka, oleh sebab itu pemasar harus mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan dari targt pasar mereka. Praktek etika dan tangung jawab social dalah bisnis yang bagus, tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi menghasilkan kesan yang baik.
Model sederana dari pengambilan keputusan yang dibuat oleh pelanggan
- Input stage mempengaruhi pengakuan konsumen dari sebuah kebutuhan produk dan terdiri dari dua (2) sumber informasi, yaitu usaha pemasaran perusahaan dan pengaruh sosiologi dari luar pelanggan.
- Output stage terdiri dari dua (2) pendekatan yang erat hubungannya dengan aktivitas pengambilan keputusan yang sudah diambil.
The Traditional Marketing Concept Value and Retention Focused Marketing
- Hanya membuat sesuatu yang dapat dijual selaindari mencoba untuk menjual apa yang telah dibuat.
- Jangan memfokuskan kepada produk, fokuskan pada kebutuhan yang memuaskan.
- Menyesuaikan produk pasar dan jasa dengan konsumen daripada melihat penawaran dari pesaing.
- Meneliti kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti proses perilaku pembelian dan keuntungannya terhadap perilaku konsumen.
- Segmentasi pasar berdasrkan kebutuhan konsumen dari segi geografi, demografi, psikologi, sosiokultural, gaya hidup dan karakteristik lainnya. o Menggunakan teknologi yang dapat membantu konsumen untuk menyesuaikan diri terhadap apa yang kita buat.
- Focus pada nilai suatu produk, sebanding dengan kebutuhan yang telah dipuaskan.
- Memanfaatkan dan mengerti kebutuhan konsumen untuk meningkatkan penawaran yang diterima konsumen lebih baik dari penawaran pesaing.
- Meneliti tingkat keuntungan disertai dengan bermacam-macam kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti perilaku konsumen dalam hubungannya dengan produk perusahaan.
- Menggunakan segmentasi hybrid yang mengkombinasikan sementasi tradisional dengan data pada tingkat pembelian konsumen dan pola penggunaan pada produk.
Chapter II
RISET KONSUMEN
Bidang riset konsumen dikembangkan sebagai perluasan bidang riset pemasaran, hampir semata-mata memfokuskan perhatiannya pada perilaku konsumen bukannya pada aspek-aspek lain dalam proses pemasaran. Hasil-hasil riset pasar dan juga hasil riset konsumen digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan manajerial. Alasan pertama mempelajari perilaku konsumen adalah untuk memungkinkan para pemasar meramalkan bagaimana para konsumen akan bereaksi terhadap berbagai pesan promosi dan untuk memahami cara mereka mengambil keputusan membelinya
PARADIGMA RISET KONSUMEN
Para peneliti konsumen periode pertama hanya sedikit memikirkan pengaruh suasana hati, emosi, atau situasi terhadap keputusan konsumen. Mereka percaya bahwa pemasaran hanya merupakan ilmu ekonomi terapan, dan bahwa para konsumen adalah pengambil keputusan yang rasional, yang secara obyektif menilai barang dan jasa yang tersedia bagi mereka dan hanya memilih yang memberikan manfaat tertinggi dengan harga yang terendah.
Para peneliti konsumen sekarang ini menggunakan dua macam metodologi riset yang berbeda untuk mempelajari perilaku konsumen, yaitu :
- Riset Kuantitatif
Bersifat desktiptif dan digunakan oleh para peneliti untuk memahami pengaruh berbagai masukan promosi terhadap konsumen, sehingga memungkinkan para marketer meramalkan perilaku konsumen.
- Riset Kualitatif
Terdiri dari wawancara, kelompok focus, analisis kiasan, riset kolase, dan teknik proyeksi. Teknik-teknik ini terutama digunakan untuk memperoleh gagasan baru untuk kampanye promosi.
Perbandingan antara Positivisme dan Interpretivisme :
TUJUAN
Positivisme Peramalan tindakan konsumen
Interpretivisme Memahami berbagai praktik konsumsi
METODOLOGI
Positivisme Kuantitatif
Interpretivisme Kualitatif
ASUMSI
Positivisme
• Rasionalitas
• Sebab dan akibat perilaku dapat dikenali dan dipisahkan
• Penyebab perilaku dapat dikenali
• Peristiwa dapat diukur secara obyektif
• Hasil riset dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar
Interpretivisme
• Tidak ada kebenaran tunggal dan obyektif
• Realitas adalah subyektif
• Sebab dan akibat tidak dapat dipisahkan
• Interaksi peneliti/responden mempengaruhi hasil riset
• Hasil riset sering tidak digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar
PROSES RISET KONSUMEN
1) Menentukan tujuan riset
2) Mengumpulkan dan mengevaluasi data sekunder
3) Merancang studi riset primer
4) Mengumpulkan data primer
5) Menganalisis data
6) Mempersiapkan laporan hasil riset
MODEL PROSES RISET KONSUMEN
MENYUSUN TUJUAN RISET
Langkah pertama dalam proses riset konsumen adalah menentukan tujuan studi. Menentukan tujuan studi merupakan hal penting bagi para manajer pemasaran dan peneliti untuk menentukan maksud dan tujuan studi, serta untuk menjamin agar rancangan riset itu tepat. Pernyataan tujuan yang dipertimbangkan secara teliti membantu menentukan jenis dan mutu informasi yang dibutuhkan.
MENGUMPULKAN DATA SEKUNDER
Pencarian data sekunder biasanya mengiringi pernyataan tujuan. Informasi sekunder adalah setiap data yang dihasilkan oleh organisasi dari luar, data dari dalam perusahaan untuk studi sebelumnya. Hasil riset sekunder terkadang sudah memberikan pengertian yang cukup mengenai masalah yang ada sehingga dapat mengurangi kebutuhan akan riset primer. Sering data sekunder menjadi petunjuk dan pengaruh bagi rancangan riset primer.
MERANCANG RISET PRIMER
Rancangan studi riset didasarkan pada tujuan studinya. Jika informasi deskriptif dibutuhkan, maka studi kuantitatif yang dilakukan; jika tujuannya adalah memperoleh gagasan baru, maka studi kualitatif yang dilakukan. Karena pendekatan untuk tiap-tiap jenis riset berbeda dari sudut metode pengumpulan data, rancangan sampel, dan macam alat pengumpulan data yang digunakan, tiap-tiap pendekatan riset dibahas secara terpisah sebagai berikut.
RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF
Metode Pengumpulan Data
Ada tiga cara untuk mengumpulkan data primer dalam riset kuantitatif :
- Penelitian Observasi
- Eksperimentasi
- Survei
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dikembangkan sebagai bagian dari desain riset untuk mengatur pengumpulan data dan untuk menjamin agar semua responden ditanya dengan pertanyaan yang sama dan dengan urutan yang sama.
Instrumen pengumpulan data meliputi :
- Daftar Pertanyaan
- Daftar Pernyataan Pandangan Pribadi
- Skala Sikap
RANCANGAN PENELITIAN KUALITATIF
Metode Pengumpulan Data
Pilihan teknik pengumpulan data untuk studi kualitatif meliputi :
- Wawancara yang Mendalam
- Kelompok Fokus
- Teknik Proyektif
- Analisis Kiasan
Penentuan Sampel
SAMPEL PROBABILITAS
• Sampel acak sederhana
• Sampel acak sistematis
• Sampel acak bertingkat
• Sampel kelompok (daerah)
SAMPEL NONPROBABILITAS
• Sampel yang memudahkan
• Sampel yang ditentukan
• Sampel kuota
PENGUMPULAN DATA
Sebagaimana sudah dinyatakan sebelumnya, studi kualitatif biasanya memerlukan para pakar ilmu pengetahuan soaial yang sangat terlatih untuk mengumpulkan data. Studi kuantitatif biasanya memerlukan staf lapangan yang dipekerjakan dan dilatih langsung oleh peneliti atau dikontrak dari perusahaan yang mengkhususkan diri dalam menyelenggarakan wawancara lapangan.
ANALISIS
Pada riset kualitatif, moderator atau pelaksana tes biasanya menganalisis semua jawaban yang diterima. Pada riset kuantitatif, peneliti mengawasi analisis tersebut. Semua jawaban terbuka pertama-tama diubah menjadi kode dan diukur, kemudian ditabulasikan dan dianalisis dengan menggunakan program analisis canggih yang menghubungkan data menurut berbagai variabel yang dipilih dan mengelompokkan data menurut ciri-ciri demografis yang dipilih.
PERSIAPAN LAPORAN
Pada riset kualitatif maupun kuantitatif, laporan riset memuat juga kesimpulan singkat mengenai hasil-hasil riset. Tergantung kepada penugasan dari manajemen pemasaran, laporan riset mungkin perlu atau tidak perlu memasukkan rekomendasi mengenai tindakan pemasaran. Isi laporan memuat uraian lengkap mengenai metodologi yang digunakan, dan, untuk riset kuantitatif, juga memuat berbagai tabel dan grafik untuk mendukung berbagai temuannya.