Rabu, 03 November 2010


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM
MINERAL DI KOTAMADYA SURABAYA
ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING THE CONSUMERS’
BEHAVIOR IN PUSCHASING MINERAL DRINKING WATER
IN SURABAYA MUNICIPALITY
Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini, Muryani*
ABSTRACT
The objectives of the research are to know the concurrent effects of educational factors of consumers along with the price, quality, distribution, and promotion of mineral drinking water towards the consumers' behavior in purchasing mineral water, and to identify what factors have a dominant effect on the consumers' behavior in purchasing mineral water in Surabaya.
After an examination of 200 respondents by means of multiple linear regression method, the study found that: (1) Fcount value is 34.677, meaning that it is larger than Ftable (2.14). This indicates that there are significant concurrent effects of educational factors of consumers along with the price, quality, distribution, and promotion of mineral drinking water towards the consumers' behavior in purchasing mineral water in Surabaya. Thus, the first hypothesis is accepted. (2) Among the independent variables that were examined, price has a dominant and significant effect on consumers' behavior in purchasing mineral drinking water. Thus, the second hypothesis is accepted. (3) Viewed from the effects of individual factors on consumers' behavior in purchasing mineral drinking water, then: (a) Price has a significant effect of 12.15% on the purchase of mineral drinking water. (b) Education and income have a significant effect on the purchase of mineral drinking water. (c) Quality, distribution, and promotion have a significant but little effect on the purchase of mineral drinking water.
The findings show that price has a very significant effect. Therefore, companies should take it into first account because there occurs a tight competition among mineral drinking water producers. In addition, the findings suggest that companies pay more attention to educational factors, income, quality, distribution and promotion, since these factors could increase the purchasing volume of mineral drinking water.
Keywords: Consumers' behavior, mineral drinking water

PENDAHULUAN
Perkembangan bidang industri yang semakin pesat terutama di kota Surabaya, akan membawa dampak yang cukup komplek bagi lingkungan perusahaan sendiri, maupun lingkungan sekitarnya, di antaranya adalah masalah polusi. Bila tidak diawasi dengan ketat mengenai limbah industri tersebut, maka timbul polusi baik udara maupun air yang cukup besar.
Mengenai masalah air, melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pemerintah telah berusaha menyediakan dan memenuhi kebutuhan air minum yang bersih, bebas polusi, tetapi kenyataannya sampai saat ini banyak dijumpai air leideng yang
keruh karena masih banyak perusahaan membuang limbahnya ke sungai tanpa diproses lebih dulu.
Melihat kondisi ini, banyak perusahaan yang berusaha memanfaatkan peluang untuk memproduksi air minum yang benar-benar bersih, bebas polusi dan menyehatkan dalam bentuk gelas, botol dan galon, dengan menggunakan merk seperti Aqua, Club, Total, Ades, Aquase dan Cheer.
Dari kondisi tersebut di atas, dan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka membawa pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi air mineral. Di samping itu konsumen memiliki kebebasan dalam memilih produk. Untuk itu produsen memerlukan strategi dengan tujuan mencapai keunggulan bersaing dan memerlukan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk.
Menurut Essael (1987: 11) ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu: (1) faktor individual konsumen yang meliputi pendidikan dan penghasilan konsumen; (2) pengaruh lingkungan; (3) strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam usaha memberi informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel ini adalah produk, harga, distribusi dan promosi.
Perubahan sosial ekonomi mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli, baik untuk kebutuhan primer maupun sekunder. Perubahan sosial ekonomi meliputi pendapatan dan tingkat pendidikan yang merupakan karakteristik pembeli. Terdapat korelasi langsung antara tingkat pendidikan, pendapatan dan kemampuan membeli seseorang. Pendidikan secara langsung berkaitan dengan kemampuan membeli karena terdapat korelasi yang kuat antara pendidikan dan pendapatan. Pendidikan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, konsumen yang pendidikannya tinggi mempunyai pandangan yang berbeda terhadap alternative merk dan harga dibandingkan dengan konsumen berpendidikan yang lebih rendah.
Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Air Minum Mineral di Kotamadya Surabaya (Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini, Muryani) harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
Karakteristik penjual akan mempengaruhi keputusan membeli. Dalam hal ini konsumen akan menilai mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual.
Apabila manajer telah memiliki informasi sejauh mana variabel-variabel perilaku tersebut berpengaruh terhadap pembelian, maka manajer dapat memilih bauran pemasaran yang tepat. Perusahaan saat ini berupaya untuk mrngembangkan berbagai variabel bauran pemasaran. Pertama: dari segi produk manajer terusmenerus mencari dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kedua: dari segi harga, manajer berusaha menentukan harga yang bisa terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Ketiga: dari segi distribusi, manajer memberikan pelayanan sebaik mungkin, sehingga mudah diperoleh konsumen. Keempat: dari segi promosi, manajer bisa menyampaikan informasi melalui iklan maupun promosi penjualan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, pentingnya analisis faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli dari suatu produk tertentu. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan yang dihadapi perusahaan air minum mineral di Kotamadya Surabaya agar dapat mempertahankan eksistensinya, maka dipandang perlu diadakan penelitian sejauh mana faktor-faktor perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum mineral tersebut.
Dari uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
(1) Apakah faktor-faktor individual consumer yang terdiri dari pendidikan,
penghasilan dan faktor-faktor marketing strategies yang terdiri dari harga, kualitas,
distribusi dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral di
Kotamadya Surabaya; (2) Di antara faktor-faktor tersebut di atas, faktor mana yang mempunyai pengaruh dominan dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teoritis yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka diajukan beberapa hipotesis: (1) Faktor-faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya; (2) Faktor harga merupakan faktor yang dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya.

Variabel tergantung (Y) adalah perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral. Variabel bebas (X) adalah variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi: (1) Faktor pendidikan, (2) penghasilan, (3) harga, (4) kualitas, (5) distribusi, dan (6) Promosi. Variabel tergantung yaitu perilaku konsumen (Y) adalah berapa kali seorang konsumen melakukan pembelian ulang terhadap air minum mineral, dalam suatu periode waktu tertentu (dalam waktu 3 bulan terakhir) dalam bentuk galon.
Variabel bebas (X) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral, dirinci menjadi enam variabel yang meliputi:
  1. Faktor pendidikan (X1) adalah penilaian terhadap pendidikan dari responden, yang indikatornya adalah pendidikan formal terakhir yang mereka miliki, yang dinyatakan dengan skoring menurut Skala Libert.
  2. Faktor penghasilan (X2) adalah penghasilan bersih perbulan yang diterima oleh responden (ayah/ibu) atau pendapatan pribadi bagi yang masih sendiri (bujang/gadis) dalam rupiah, selanjutnya dikelompokkan dalam 5 kelompok penghasilan, dan diukur menurut Skala Likert. Lima kelompok penghasilan sebagai berikut:
  1. Rp 500.000 - < Rp 700.000 mendapat nilai 1
  2. Rp 700.000 - < Rp 900.000 mendapat nilai 2
  3. Rp 900.000 - < Rp 1.100.000 mendapat nilai 3
  4. Rp 1.100.000 - < Rp 1.300.000 mendapat nilai 4
  5. lebih dari Rp 1.300.000 mendapat nilai 5
  1. Faktor harga (X3) adalah tanggapan responden terhadap harga air minum mineral dengan indikator:
a.    Pendapat terhadap harga air minum mineral.
b.    Harga menjadi pertimbangan yang menentukan.
X1 = faktor pendidikan
X2 = faktor penghasilan
X3 = faktor harga
X4 = faktor kualitas
X5 = faktor distribusi
X6 = faktor promosi
Y = Perilaku konsumen
  1. Faktor Kualitas (X4) adalah tanggapan responden terhadap kualitas air minum mineral yang diukur menurut Skala Likert.
  2. Faktor distribusi (X5) adalah tanggapan responden dalam hal kemudahan memperoleh air minum mineral dengan indikator :
a.    Mudah/tidak proses pembelian yang dilakukan oleh responden.
b.    Pelayanan yang diberikan oleh responden.
c.     Jauh/dekat tempat untuk memperoleh air minum mineral
Semuanya diukur menurut Skala Likert.
  1. Faktor promosi (X6) adalah tanggapan responden terhadap promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual air minum mineral, diukur menurut Skala Likert dengan indikator :
  1. Sikap responden terhadap promosi air minum mineral.
  2. Ingin membeli pada saat mengetahui adanya promosi air minum mineral.
Populasi penelitian adalah konsumen yang melakukan konsumsi air minum mineral dalam bentuk galon. Metode penarikan ini dinamakan metode Incidental Sampling, yaitu responden yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai. Jumlah responden yang akan diambil sebanyak 200 orang.
Jenis sumber data: (a) Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan; dan (b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kantor Statistik Jatim.
Cara mengumpulkan data: (a) Wawancara, yaitu mengadakan tanya-jawab dengan responden maupun pihak-pihak yang terkait; dan (b) Kuesioner, yaitu dengan mengirim daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden, disini responden diminta memberikan pendapat atau jawaban pertanyaan-pertanyaan.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda, yaitu:
Y = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + B5X5 + B6X6 + e
Keterangan :
Y = perilaku konsumen; B0 = intersep; B1 s.d B6 = koefisien regresi yang akan dihitung;
X1 = pendidikan; X2 penghasilan; X3 = harga; X4 = kualitas; X5 = distribusi; X6 = promosi dan
e = variabel pengganggu.
Model analisis ini dipilih untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap perilaku konsumen air minum mineral baik secara bersama-sama maupun secara partial.
Dalam penggunaan model analisis regresi linier berganda agar dihasilkan Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) harus dilakukan evaluasi ekonometri. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier berganda sebagai alat analisis telah memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji auto korelasi.
Proses selanjutnya adalah melakukan pembuktian hipotesis dengan teknik analisis sebagai berikut :
1.     Pengujian hipotesis pertama yaitu regresi secara Simultan (Uji F)
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap variabel tidak bebas dengan rumus hipotesis :
Ho : βi = 0, artinya variabel bebas tidak menjelaskan variabel tidak bebas.
Ha : βi 0, artinya variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas.
Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada derajat signifikan 5%. Bila Fhitung Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menjelaskan bahwa variabel bebas berpengaruh sangat kuat terhadap prestasi kerja karyawan. Bila Fhitung Ftabel, maka Ho diterima dan Ho ditolak, ini berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan.
Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel tidak bebasnya dapat diketahui dengan melihat koefisien diterminasi berganda (R). Bila R mendekati 1, maka sumbangan variabel bebas terhadap variable tergantung semakin besar. Bila R mendekati 0 (nol), berarti sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel tergantung semakin lemah.
2.    Pengujian hipotesis kedua yaitu Uji Regresi secara Partial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap tergantung, dengan rumusan hipotesa:
Ho : βi = 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas.
Ha : βi 0, artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai thitung masing-masing variabel bebas dengan t-tabel pada signifikan 5%.
Bila nilai thitung ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel bebas memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap prestasi kerja karyawan. Sebaliknya jika thitung ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara partial tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap prestasi kerja karyawan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Regresi
Untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan, faktor penghasilan, faktor harga, faktor kualitas, faktor distribusi dan faktor promosi secara bersama-sama terhadap perilaku konsumen air minum mineral, digunakan analisis kuantitatif dengan metode regresi linier berganda, dan hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
Hasil persamaan regresi adalah :
Y = 2,2281 + 0,9824 X1 + 0,7288 X2 – 1,2899 X3 + 0,6920 X4 + 0,8037 X5 + 0,7757    X6.
Berdasarkan Tabel 1, faktor pendidikan, faktor penghasilan, faktor kualitas, factor distribusi dan faktor promosi mempunyai hubungan positif dengan perilaku konsumen, sedangkan faktor harga mempunyai hubungan negatif dengan perilaku konsumen.
Hubungan positif ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan, faktor penghasilan, faktor kualitas, faktor distribusi dan faktor promosi berubah searah dengan perubahan perilaku konsumen air minum mineral. Hubungan negatif menunjukkan bahwa faktor harga berubah berlawanan arah dengan perubahan perilaku konsumen air minum mineral.
Dengan membandingkan antara t-hitung masing-masing variabel bebas ternyata thitung > ttabel, berarti variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel tergantung.
Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan perlu dilakukan evaluasi ekonometri terhadap model persamaan regresi agar memenuhi syarat sebagai Best Linier Un beased Estimator (BLUE).
  1. Uji Multikolinieritas. Dalam penelitian ini terbukti tidak terdapat multikolinieritas, karena koefisien korelasi antara variabel bebas di bawah 0,08.
  2.  Uji Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, korelasi dari masing-masing variabel bebas dengan variabel residual masih di bawah 0,80. Jadi bisa ditoleransi dari model analisis regresi yang ditemukan ini dapat digunakan untuk estimasi pengambilan keputusan.
  3. Uji Autokorelasi. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi digunakan metode uji Durbin Watson, diperoleh hasil uji D-W sebesar 1,9970. Ini berarti berada pada daerah tidak ada autokorelasi. Dengan demikian melalui evaluasi ekonomitrika telah terpenuhi tiga syarat asumsi klasik, sehingga model telah dapat digunakan untuk melakukan estimasi dengan analisis regresi linier berganda terhadap keadaan masa mendatang dan masa lalu.
Pengujian Hipotesis I (uji F) atau Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda, nilai Fhitung = 34,67 berarti lebih besar dari Ftabel sebesar 2,14 dengan probabilitas 0,000 < 0,005. Dilihat dari besarnya kontribusi seluruh variabel bebas terhadap variabel tergantung adalah sebesar (R2) 0,5188 atau 51,88%, ternyata faktor-faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, dan promosi mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perilaku konsumen air minum mineral. Ini berarti hipotesis pertama terbukti.
Uji Parsial II (uji t) atau Pengujian Hipotesis Kedua
Dari keenam variabel bebas, berdasarkan angka-angka r2 parsial mempunyai kontribusi paling tinggi adalah variabel harga. Jadi hipotesis kedua yang berbunyi harga mempunyai pengaruh yang dominan terhadap perilaku konsumen telah terbukti.
Pembahasan Hasil Analisis
1.           Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral
Analisis hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel-variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen. Ini bisa dilihat dari nilai Fh (34,677) lebih besar dari Ft (= 2,14).
Hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel tergantung menunjukkan hubungan yang erat (72,03%). Koefisien determinasi berganda sebesar 51,88% menunjukkan bahwa perilaku konsumen dijelaskan oleh pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi sebesar 51,88%. Sedangkan 48,12% ditentukan oleh variabel diluar model.
Tingginya pengaruh di luar model karena benyaknya sebab faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (pembelian ulang) yaitu: (a) faktor sosial, budaya; (b) Faktor referensi (misal keluarga, teman); (c) Faktor psikologis, (motivasi, sikap, kebudayaan, persepsi); (d) Kepuasan di masa lalu.
2.            Pengaruh masing-masing faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen air minum mineral
  1. Pengaruh pendidikan (X1) terhadap perilaku konsumen
Menurut hasil perhitungan statistik, ternyata bahwa faktor pendidikan mempunyai hubungan positif atau searah, hal ini berarti bila pendidikan ditingkatkan, maka perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral juga meningkat.
Berdasarkan pengolahan data dihasilkan th = 3,464 lebih besardari tt = 1,960. Ini berarti pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka pengetahuan terhadap kesehatan semakin tinggi, sehingga mereka cenderung untuk lebih selektif dalam memilih air minum yang bebas kuman. Hal inilah mengakibatkan pola
pembelian ulang memiliki arah yang positif terhadap pembelian .
  1. Pengaruh penghasilan (X2) terhadap perilaku konsumen
Koefisian regresi variabel penghasilan menunjukkan angka positif berarti memiliki hubungan positif atau searah dengan perilaku konsumen (Y). Artinya bila total penghasilan responden meningkat maka perilaku konsumen terhadap pembelian air minum mineral juga meningkat.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 3,642 lebih besar dari tt = (1,960) artinya mempunyai pengaruh yang signifikan. Semakin tinggi tingkat penghasilan, akan cenderung untuk membeli air minum mineral kembali, karena daya beli yang dimiliki cukup tinggi.
  1. Pengaruh harga (X3) terhadap perilaku konsumen
Koefisien regresi variabel harga menunjukkan angka positif, berarti bila harga air minum mineral menurun, maka perilaku konsumen (pembelian ulang) terhadap pembelian air minum mineral akan meningkat.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = -5,167 < tt = (-1,960), mempunyai pengaruh yang signifikan. Tingkat persaingan yang tinggi antara perusahaan-perusahaan yang memproduksi air minum mineral dalam galon (Aqua, Club, Ades, dan lainlain)
membuat konsumen sensitif terhadap harga (perbedaan harga jual air minum mineral sangat tipis), sehingga bila harga dinaikkan, maka konsumen cenderung untuk berpindah ke merk lain, artinya bila harga meningkat pembelian ulang menurun.
  1. Pengaruh kualitas (X4) terhadap perilaku konsumen
Koefisien regresi dari variabel kualitas menunjukkan angka yang bertanda positif ini berarti, bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila kualitas ditingkatkan, maka perilaku konsumen untuk melakukan pembelian air minum mineral juga akan meningkat.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 2,328 lebih besar dari tt (= 1,960), mempunyai pengaruh yang signifikan. Air minum merupakan kebutuhan pokok, sehingga kualitas air minum mineral sangat dipertimbangkan oleh konsumen. Konsumen mempertimbangkan masalah kualitas, karena kualitas air PDAM Surabaya rendah. Oleh karena air merupakan kebutuhan pokok dan sangat berhubungan dengan kesehatan manusia, maka kualitas air minum mineral sangat mempengaruhi keputusan konsumen.
  1. Pengaruh distribusi (X5) terhadap perilaku konsumen
Koefisian regresi dari variabel distribusi sebesar 0,8037. Dengan angka yang bertanda positif ini, berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila distribusi ditingkatkan, dalam arti perusahaan berusaha untuk memudahkan konsumen agar air minum mineral dapat dibeli di mana saja konsumen berada.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 1,992 > tt = 1,960, memberikan pengaruh yang signifikan. Semakin baik distribusi (semakin tersedia air minum mineral di mana-mana), maka kemudahan untuk mendapatkannya semakin tinggi. Hal ini mempengaruhi pembelian air minum tersebut. Tingginya persaingan yang ada telah membuat perusahaan yang memproduksi air minum mineral berusaha untuk menyediakan produknya sedekat mungkin dengan konsumen, sehingga bila suatu merk air minum mineral tidak tersedia (sulit mendapatkan) maka konsumen dengan mudah bisa berpindah ke merk lain.
  1. Pengaruh promosi (X6) terhadap perilaku konsumen
Koefisian regresi dari variabel promosi menunjukkan angka yang bertanda positif, ini berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila promosi yang dilakukan oleh perusahaan ditingkatkan, maka perilaku konsumen untuk melakukan pembelian air minum mineral juga meningkat.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 2,062 > tt = 1,960, memberikan pengaruh yang signifikan. Promosi dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap suatu produk.
Promosi yang baik (menyampaikan keunggulan produk) akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Hal ini mempengaruhi pembelian ulang konsumen.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari pengolahan dan analisis data, pengujian hipotesis, analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
  1. Ternyata hipotesis pertama diterima, bahwa perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral dipengaruhi secara bersama-sama dan bermakna oleh faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi. Hal Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Air Minum Mineral di Kotamadya Surabaya ini ditunjukkan oleh Fhitung = 34,677 lebih tinggi dari Ftabel = 2,14, dengan koefisien korelasi R sebesar 0,7203 dan koefisien determinasi ganda (R Squared) sebesar 0,5188.
  2. Hipotesis kedua yaitu harga mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku konsumen air minum mineral dinyatakan diterima.
Saran
Berdasarkan pada kesimpulan-kesimpulan yang diambil, maka selanjutnya dapat diusulkan beberapa saran yang mungkin dapat dilakukan dan bermanfaat bagi industri air minum mineral. Adapun saran yang diusulkan adalah sebagai berikut :
1.     Dengan diketahuinya faktor harga mempunyai pengaruh yang dominan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya, maka hal ini mencerminkan bahwa faktor harga merupakan factor yang sangat menentukan dalam pembelian air minum mineral. Bertitik tolak dari dari hasil tersebut, pengusaha hendaknya dalam menaikkan harga, harus sangat dipertimbangkan akibatnya, karena adanya persaingan ketat antara pengusahapengusaha air minum mineral.
2.    Penghasilan merupakan faktor yang berpengaruh signifikan kedua. Setelah harga. Berdasarkan hal ini, pengusaha hendaknya memproduksi air minum mineral sesuai dengan penghasilan masyarakat, sehingga masyarakat dapat membelinya.
3.    Pendidikan juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Distributor hendaknya memperhatikan pendidikan konsumennya, karena semakin berpendidikan seseorang, maka pengetahuan tentang kesehatan dalam memilih air minum mineral semakin tinggi.
4.    Kualitas air merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Berdasarkan hal ini, pengusaha harus selalu meningkatkan kualitas air minum mineralnya.
5.    Promosi juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Bertitik tolak hasil ini, pengusaha harus melakukan promosi dengan menggunakan media yang luas seperti Surat kabar, Televisi, maupun media-media cetak lainnya, sehingga air minum mineral bukan hanya dikenal oleh masyarakat di Surabaya, tetapi juga dikenal oleh masyarakat dari daerah-daerah yang lain.
6.    Distribusi merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Dalam hal ini, pengusaha sebaiknya menambah saluran-saluran distribusi dan meningkatkan pelayanan yang lebih memuaskan konsumen, karena sekarang kontribusi distribusi sangat kecil yaitu 2,16% terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral.
7.    Sehubungan penelitian ini hanya memperhatikan enam faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral, maka sangat perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut untuk melibatkan lebih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian air minum mineral, sehingga dapat diketahui efektivitas faktor-faktor tersebut terhadap perilaku konsumen.






















DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 1997. Analisis Regresi, Teori Kasus, dan Solusi, Edisi Pertama , Edisi Pertama, BP. FE. Yogyakarta.
Asseal, Henry. 1987. Consumer Behavior and Marketing Action, Fourth Edition PWS, Kent Publishing Company, Boston.
Buchari, Alma. 1992. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Boyd, Harper, W. and Orville C. Walker. 1992. Marketing Management, Strategies Approuch,
Richard, D. Irwin, Ich, Homewood, Illinois. Emory, William C. 1980. Business Research Methods, Revised Edition, Rechard D. Irwin. Inc. Home word, Illinois.
Engel, James F, et al. 1987. Consumer Behavior, Fifth Edition, The Dreyden Press, Hew York.
Gujarati, Damodar. 1999. Essentials of Econometricc, Second Edition, Irwin McGrow Hill, Boston USA.
Guiltinan, Joseph P dan Gordon W. Paul. 1992. Strategi dan Program Manajemen Pemasaran, Terjemahan, Edisi Kedua Erlangga, Jakarta.
Giantar KE., Gst. Ayu. Kt. Giantari. 1995. Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Kain Tenun Ikat di Kotamadya Denpasar.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid I Cetakan ke III, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Kinsey, Joanna. 1988. Marketing in Developing Countries, MacMillan Education London.
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi dan Kontrol; Terjemahan Jilid I, Edisi ke sembilan, PT Prenhallindo Jakarta.
Louden, David L and Albert. J. Della Betta. 1988. Consumer Behavior Concepts and Application, McGraw Hill, Inc, New York.
Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, 1988. Perilaku Konsumen, , PT Eresco, Bandung.
Mursinto, Djoko. 1993. Penentuan Model Dalam Penelitian, Program Magister ManajemenUniversitas Airlangga, Surabaya.
Riet Velt, Piet dan Lasmono Tri Sumari, 1993. Masalah Pokok Dalam Regresi Berganda, Andi Offset, Yogyakarta.
Swastha, Basu DH dan T. Hani Handoko. 1987. Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku
Konsumen , Edisi kedua, Liberty, Yogyakarta.

IPO Krakatau Steel
Saham KS Banjir Peminat

Seperti yang telah diprediksi sebelumnya, hari pertama penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Krakatau Steel Tbk (KS) banjir peminat. Sejak dibuka mulai pukul 09.00 hingga pukul 15.00, calon investor ritel terus berjubel mengantri untuk memesan saham perdana produsen baja ini.

Salah seorang petugas yang melayani proses penawaran perdana saham IPO KS di kantor Bank Mandiri Cabang Tanah Abang, bilang, sebanyak 500 nomor pemesan yang disediakan telah habis sekitar pukul 13.00 WIB. Alhasil, "Kami pun harus menambah lebih dari 100 nomor lagi. Sehingga jumlah pemesan hari ini mencapai 600-700 orang," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (2/11/2010).

Meski sadar jumlah 'saingan' membludak, beberapa calon investor yang ditemui KONTAN mengaku tak keberatan ikut mengantre guna mengkoleksi saham IPO KS. Sebut saja Anjar. Ibu rumah tangga ini rela mengantri berjam-jam agar bisa ikut memesan 200 lot atau 100.000 saham perdana Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

"Ini pertama kali saya beli saham. Kebetulan ini saham perusahaan dengan prospek kerja bagus, yah saya beli," alasan Anjar.

Begitu pula dengan Yulius Destika, seorang pensiunan Pertamina yang berniat mengkoleksi sekitar 20 lot hingga 40 lot saham IPO KS. Kendati tak sempat memesan hari ini lantaran baru mengantri pukul 14.30 WIB, Yulius berencana akan datang kembali esok hari, agar bisa memesan saham yang direncanakan sebagai tabungan anak dan cucunya.

Walaupun semangat, tapi kedua investor ini juga ternyata pesimistis bisa mengantongi saham IPO KS sebanyak pesanan mereka. Menurut Anjar, dirinya hanya menargetkan bisa dapat jatah maksimal 10 persen dari saham yang dipesan. "Karena kata teman-teman saya, dapat saham IPO BUMN itu susah. Dapat 10 persen juga sudah untung," celotehnya.

Sementara Yulius belajar dari pengalaman ketika membeli saham perdana PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pada 2003 silam. Bahkan, ketika itu, dia hanya mendapatkan di bawah 10 persen dari total saham BMRI yang dipesan.

Keraguan Anjar dan Yulius, tentu beralasan. Maklum, masyarakat hanya kebagian jatah 63 juta saham, atau 2 persen dari 3,15 miliar saham yang diterbitkan KS.

Jika Anda berminat untuk memesan saham KS, datang saja ke kantor Bank Mandiri cabang Tanah Abang. Penawaran saham IPO KS bakal dibuka hingga 4 November 2010. Khusus hari terakhir penawaran (04/11/2010), panitia hanya membukan pelayanan hingga pukul 12.00 WIB. Selamat memesan.


Foto Pertama 'TINTIN' Mulai Beredar

Waktu pertama kali muncul kabar kalau Steven Spielberg bakal mengangkat kisah komik Tintin ke layar lebar, publik film terutama para penggemar versi komiknya, langsung menyambut kabar ini dengan gembira. Meski penantian itu cukup panjang namun akhirnya Steven melepas juga foto-foto pertama dari film yang dibuat dalam format tiga dimensi ini.

                    Captain Haddock
(c) empire.co.uk
Captain Haddock (c) empire.co.uk
Waktu pertama kali muncul kabar kalau Steven Spielberg bakal mengangkat kisah komik Tintin ke layar lebar, publik film terutama para penggemar versi komiknya, langsung menyambut kabar ini dengan gembira. Meski penantian itu cukup panjang namun akhirnya Steven melepas juga foto-foto pertama dari film yang dibuat dalam format tiga dimensi ini.
Sebenarnya Steven Spielberg sudah mendapatkan hak untuk membuat versi film dari komik populer karya Herge ini di tahun 1983, tak berapa lama setelah meninggalnya Herge namun entah mengapa Steven baru benar-benar berkomitmen untuk membuat film ini sekitar tahun 2002 lalu. Setelah tekad bulat, Steven tak langsung membuat film ini namun menunggu hingga tahun 2008 dan barulah film Tintin ini dibuat.
Dari 25 versi komiknya, Steven Spielberg memilih THE ADVENTURES OF TINTIN: SECRET OF THE UNICORN yang barangkali paling menarik di antara sekian banyak judul. Kenapa? Jelas karena dalam kisah inilah karakter Captain Haddock pertama kali muncul.
Keputusan Steven Spielberg membuatnya dalam format animasi 3D pun tepat lantaran dengan begitu Steven tetap bisa menampilkan karya Herge dalam bentuk paling mendekati aslinya namun dalam versi yang lebih modern. "Kalau dibuat dalam bentuk live action kita harus mencari aktor yang berpura-pura menjadi Captain Haddock dan Tintin. Kita harus mencari aktor yang menyerupai mereka. Pasti tidak akan sama dengan gambar yang dibuat Herge," ujar Peter Jackson yang juga dikaitkan dengan proyek ini.
Kabarnya, Steven Spielberg akan menjadi sutradara bagian pertama yang mengangkat kisah Rahasia Kapal Unicorn sementara Peter Jackson baru akan menduduki kursi sutradara pada bagian keduanya. Sayangnya ada spekulasi bahwa Peter Jackson bakal mundur lantaran proyek THE HOBBIT yang saat ini sedang ditanganinya. (kpl/emp/roc)